Skip to main content

Perahu jenis ini dahulu pernah merajai lautan Jawa

Perahu  tradisional jenis Tembon dahulu pernah menjadi andalan para pelaut (Nelayan) di pesisir utara pulau jawa untuk melakukan aktifitasnya baik untuk mencari ikan juga untuk angkutan barang antar pulau , namun sayang di dekade tahun 1980 an perahu jenis ini sudah mulai di tinggalkan karena beberapa faktor penyebab, di antaranya setelah terjadinya gelombang mekanisasi perahu , jenis ini di anggap tidak efesien dan bentuknya di anggap kurang menarik sebab pembuat perahu kiblatnya beralih ke bentuk kapal yang di anggap lebih modern padahal jaman dahulu waktu semua perahu tradisional masih menggunakan layar sebagai alat penggerak utamanya , perahu jenis Tembon terkenal akan kelajuannya.

miniatur perahu Tembon

secara teknis perahu tradisional jenis tembon terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai fungsinya sendiri sendiri :

1. Serang ( haluan )
Serang ini fungsi utamanya adalah untuk mengikat rangkaian papan tapi karena bentuk serang di perahu Tembon pipih sehingga tercipta pengurangan ship drag ( daya gesek antara kapal dan air ) yang rendah sehingga perahu jenis ini bisa melaju cepat di banding jenis perahu perahu tradisional lainnya.

2. lambung 
lambung perhau jenis ini berbentuk cembung ( hampir membentuk huruf U ) kembali seperti di bagian pertama bentuk seperti ini di cipta untuk mengurangi daya ship drag tersebut.

3. Welah 
Welah berfungsi sebagai alat kayuh jika perhau ini memasuki sungai atau di saat tidak ada nya angin sehingga daya dorong perahu hilang , dan ini di oprasikan oleh ABK perahu tersebut.

4.Kemudi 
seperti yang sekarang fungsi Kemudi adalah untuk mengarahkan haluan perahu ke arah yang akan kita tuju

5. Bangkalan
Bangkalan berfungsi sebagai tempat dudukan kemudi juga di fungsikan sebagai tempat penggolang ( Nakoda ) duduk mengawasi Bidak (ABK ) nya.

6. Glagaran
Glagaran berfungsi sebagai tempat bambu melintang antara saka ( Tiang ) utama juga di fungsikan sebagai jemuran.

7. Kelat
berfungsi sebagai Tulang ( penguat layar )

8. Saka (Tiang ) Agung 
tempat untuk layar utama

9. Saka ( Tiang ) Anakan 
tempat untuk layar yang lebih kecil

semua nama nama teknis tadi mempunyai fungsi yang saling berkaitan sehingga tercipta perahu yang hidrodinamis dan pantas perahu jenis Tembon ini terkenal akan kecepatannya di masanya dahulu, tapi sayang sekarang hanya tinggal kisahnya saja yang bahkan susah untuk kita cari sebab generasi muda sekarang sudah tidak tertarik lagi akan hal yang berbau kuno , padahal kita mengenal semboyan "Nenek moyangku orang pelaut" untuk itu perlu sekiranya kita sama sama mengenalkan kembali sesuatu yang pernah menjadi kebanggaan nenek moyang kita itu.

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Prajurit di daerah Konflik #2

Penempatan di Maluku Saya hubungi lewat telepon Kabintaldam XVI/Pattimura, Letkol Caj. Telelapta, mengabari bahwa saya Kapten Caj. Hikmat Israr dapat tugas jabatan sebagai Kabalak Binatal Bintaldam XVI/Pattimura, dan melaporkan akan berangkat ke Ambon setelah ada Surat Perintah pelepasan dari Pangdam III/Siliwangi dan dari Danbrigif 15 Kujang Siliwangi. Saya tidak tahu apakah Kabintal merasa cemas atau gembira dengan rencana kedatangan saya ke Ambon tersebut. Yang jelas ia mengemukakan situasi Ambon saat itu sangat-sangat gawat, dan kalau berangkat beliau mewanti-wanti agar jangan sampai membawa keluarga, sebab keselamatan diri sendiri saja tidak ada yang bisa menjamin. Karena saya seorang Muslim, saya disarankan untuk berangkat Ke Ambon menggunakan KM. Bukit Siguntang yang nantinya akan berlabuh di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Rupanya laut pun sudah terbagi, pelabuhan Yos Sudarso untuk komunitas muslim, dan pelabuhan Halong untuk komunitas Nasrani. Bila saya berang

Istilah istilah bahasa yang di gunakan Nelayan di Indramayu

perahu jenis jegong yang sedang sandar  Sepertinya saya sudah lama menelantarkan tempat ini... maklum sebagai kuli di pelabuhan perikanan kadang memaksaku untuk melupakan sejenak tempat ini, sebenarnya banyak yang ingin ku tuliskan yang ada di benaku sekarang ini tapi untuk kali ini saya pingin mengenalkan istilah istilah bahasa yang ada di lingkungan Nelayan Indramayu yang bagi saya sangat menarik untuk di kenalkan sebab saya yakin istilah istilah tersebut sekarang ini sudah jarang sekali terdengar bahkan oleh nelayan itu sendiri. 1. Ngracek  istilah ini di gunakan untuk sebuah peroses pembuatan sesuatu baik itu pembuatan Perahu atau jaring  contoh  " tukang sing biasa ngracek perahu sing bagus biasane sing Pasekan artinya tukang pembuat perahu yang baik itu berasal dari Desa Pasekan " " kang luruaken tukang ngracek gah angel temen wis rong dina ora olih olih artinya bang carikan orang pembuat jaring dong sudah dua hari tidak dapat dapat "

tradisi Nadran (sedekah laut )

pelarungan meron nadran empang desa Karangsong 2016 Di sepanjang pesisir utara pulau jawa khususnya di sekitar Cirebon, Indramayu dan subang ada tradisi yang namaya nadranan yakni tradisi membuang meron (sesaji) ke tengah laut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap sang pencipta atas di berikannya rizki dan keselamatan dan biasanya di laksanakan menjelang musim barat karena biasanya saat tersebut menjelang musim tangkapan ikan. Nadran sendiri merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran menurut sebagian masyarakat berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam yaitu pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Asal usul pelaksanaan budaya Nadran berawal pada tah