Skip to main content

Wayah Timuran


Wayah timuran
Oleh : Mas Joko
Jagat mulai anget
Banyu laut wis pada pating kerlob
Wong nyuduh siapaken sudu e
Wong mancing gawea perambute
Menawa ana warigan sira kabeh ora pada klubukan
Jagat wis ana kamididing
Awak atis ora kejagan
Lurua gena sing sekirane anget
Aja pating clalang ning dalan dalan 
Bokat ana udan dadakan

Wayah timuran adalah istilah yang di gunakan masyarakat pesisir untuk datangnya musim angin timur dimana saat itu angin berhembus kencang dari arah timur di ikuti gelombang pasang yang tinggi dan membawa banyak biota laut ke tepi dan di musim timuran ini di mengandung kelembaban yang tinggi sehingga kalau malam hari akan mengakibatkan suhu udara yang sangat dingin , jika kita berada di luar ruangan antara jam satu sampai pagi bisa di pastikan tubuh kita akan basah oleh embun.

Di musim timuran inilah nelayan nelayan pinggiran mulai memasuki musim panennya karena gelombang dan arus yang datang menepi membawa banyak biota laut seperti udang kepiting dan ikan ikan kecil lainnya tapi itu tadi kita akan di hadapkan dengan cuaca yang ekstrim seperti kencangnya angin dan dinginnya suhu di malam hari.

Wayah timuran juga bisa untuk menggambarkan keadaan daerah kita sekarang ini dimana sekarang Kota kita sedang menghangat kalau tidak mau dikatakan sedang memanas.

Hari hari ini kita di suguhkan pertarungan dua kubuh yang memang sejak jaman dahulu selalu bersebrangan , mereka saling serang saling hujat entah apa dan kenapa semua ini sampai terjadi , korban satu persatu mulai berjatuhan saya hanya berharap yang tidak berkepentingan sebaiknya menepi , berlindunglah di balik hangatnya tembok rumah kita masing masing jika tidak ingin merasakan dinginnya angin kamididing yang akan menusuk tulang kita.
Wayah timuran memang saat di mana kita mulai memanen berkah tuhan tapi wayah timuran juga punya tantangan yang tidak mudah untuk kita taklukan.

photo : mypangandaran.com

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Prajurit di daerah Konflik #2

Penempatan di Maluku Saya hubungi lewat telepon Kabintaldam XVI/Pattimura, Letkol Caj. Telelapta, mengabari bahwa saya Kapten Caj. Hikmat Israr dapat tugas jabatan sebagai Kabalak Binatal Bintaldam XVI/Pattimura, dan melaporkan akan berangkat ke Ambon setelah ada Surat Perintah pelepasan dari Pangdam III/Siliwangi dan dari Danbrigif 15 Kujang Siliwangi. Saya tidak tahu apakah Kabintal merasa cemas atau gembira dengan rencana kedatangan saya ke Ambon tersebut. Yang jelas ia mengemukakan situasi Ambon saat itu sangat-sangat gawat, dan kalau berangkat beliau mewanti-wanti agar jangan sampai membawa keluarga, sebab keselamatan diri sendiri saja tidak ada yang bisa menjamin. Karena saya seorang Muslim, saya disarankan untuk berangkat Ke Ambon menggunakan KM. Bukit Siguntang yang nantinya akan berlabuh di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Rupanya laut pun sudah terbagi, pelabuhan Yos Sudarso untuk komunitas muslim, dan pelabuhan Halong untuk komunitas Nasrani. Bila saya berang

Istilah istilah bahasa yang di gunakan Nelayan di Indramayu

perahu jenis jegong yang sedang sandar  Sepertinya saya sudah lama menelantarkan tempat ini... maklum sebagai kuli di pelabuhan perikanan kadang memaksaku untuk melupakan sejenak tempat ini, sebenarnya banyak yang ingin ku tuliskan yang ada di benaku sekarang ini tapi untuk kali ini saya pingin mengenalkan istilah istilah bahasa yang ada di lingkungan Nelayan Indramayu yang bagi saya sangat menarik untuk di kenalkan sebab saya yakin istilah istilah tersebut sekarang ini sudah jarang sekali terdengar bahkan oleh nelayan itu sendiri. 1. Ngracek  istilah ini di gunakan untuk sebuah peroses pembuatan sesuatu baik itu pembuatan Perahu atau jaring  contoh  " tukang sing biasa ngracek perahu sing bagus biasane sing Pasekan artinya tukang pembuat perahu yang baik itu berasal dari Desa Pasekan " " kang luruaken tukang ngracek gah angel temen wis rong dina ora olih olih artinya bang carikan orang pembuat jaring dong sudah dua hari tidak dapat dapat "

tradisi Nadran (sedekah laut )

pelarungan meron nadran empang desa Karangsong 2016 Di sepanjang pesisir utara pulau jawa khususnya di sekitar Cirebon, Indramayu dan subang ada tradisi yang namaya nadranan yakni tradisi membuang meron (sesaji) ke tengah laut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap sang pencipta atas di berikannya rizki dan keselamatan dan biasanya di laksanakan menjelang musim barat karena biasanya saat tersebut menjelang musim tangkapan ikan. Nadran sendiri merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran menurut sebagian masyarakat berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam yaitu pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Asal usul pelaksanaan budaya Nadran berawal pada tah