Skip to main content

untuk mu sang raja

keluarga Rusmini di desa cangko indramayu
Seminggu terakhir ini kita di sibukan dengan pemberitaan kedatangan raja Salman dari arab Saudi , dari berbagai kalangan semua ikut dalam eforia tersebut tapi sayangnya jarang sekali bahkan tidak ada yang membicarakan kedatangan raja terkaya di dunia ini yang berkaitan dengan sektor PMI ( pekerja migrant Indonesia ) yang bekerja di sana , semua membicarakan investasi yang akan di bawa beliau  lah , banyaknya dan mewahnya persiapannya lah bahkan yang lebih miris ada juga yang membicarakan tentang kekayaannya dan polah hidup beliaunya, padahal ada hal penting dari hubungan antara negara Indonesia dan Arab Saudi ini di samping permasalahan tadi ..yakni permasalahan buruh migrant kita yang belum secara optimal mendapat perlindungan dalam bekerja di sana khususnya yang bersangkutan dengan warga daerah kita ini.

Kasus yang di hadapi Rusmini warga Desa Cangko, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu yang di tuduh menggunakan sihir oleh majikannya sekarang terancam hukuman mati dan masih membutuhkan dukungan lebih dari pemerintah dalam menekan pemerintahan Arab Saudi dan menjelaskan secara hukum bahwa hal yang di lakukan Rusmini tadi merupakan salah satu budaya yang memang melekat di dirinya ( daerahnya ) belum lagi kasus kasus pekerja migrant illegal maupun yang overstay yang sekarang jumlahnya mencapai ribuan yang terlantar di bawah jembatan di Jeddah dan masih banyak lagi kasus yang perluh perhatian kita bersama.
PMI overstayer di jeddah

Walaupun memang sekarang ada moratorium pengiriman buruh migrant ke timur tengah tapi di lapangan kita masih menemukan banyaknya kasus pengiriman buruh migran tersebut walaupun pasti itu illegal dan sebenarnya di situ kita berperan untuk mencegahnya sebab di kabupaten indramayu ini menjadi buruh migrant masih menjadi alternative utama dalam menghadapi peliknya masalah ketenaga kerjaan yang ada itu di buktikan dari data dari BNP2TKI bahwa sampai bulan desember tahun 2016 pekerja migrant indramayu mencapai 13 ribuan orang, tapi sangat di sayangkan ketika penulis  mencari data di DISOSNAKER Indramayu website resmi nya seperti sebuah website mati saja sungguh sebuah ironis untuk sebuah daerah yang menjadi salah satu penyumbang buruh migrant terbesar di Jawa barat media informasinya seperti itu dan menurut penulis ini perlu perbaikan segerah agar masyarakat yang akan mencari informasi data yang valid dapat terpenuhi.


Kembali ke masalah kunjungan raja Salman tadi , kenapa kita tidak menjadikan kunjungan akbar ini sebagai momentum untuk menekan pemerintahan Arab Saudi untuk segerah menyelasaikan Mou ketenaga kerjaan yang berpihak ke kesejahtraan dan kesetaraan buruh migrant kita di sana dan eforia ini kita belokan ke isu yang memang lebih urgen untuk daerah kita tercinta indramayu.

http://www.bnp2tki.go.id/uploads/data/data_09-02-2017_080057_Laporan_Pengolahan_Data_BNP2TKI_2017.pdf

refrensi : http://www.bnp2tki.go.id
               sindonews.com

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Prajurit di daerah Konflik #2

Penempatan di Maluku Saya hubungi lewat telepon Kabintaldam XVI/Pattimura, Letkol Caj. Telelapta, mengabari bahwa saya Kapten Caj. Hikmat Israr dapat tugas jabatan sebagai Kabalak Binatal Bintaldam XVI/Pattimura, dan melaporkan akan berangkat ke Ambon setelah ada Surat Perintah pelepasan dari Pangdam III/Siliwangi dan dari Danbrigif 15 Kujang Siliwangi. Saya tidak tahu apakah Kabintal merasa cemas atau gembira dengan rencana kedatangan saya ke Ambon tersebut. Yang jelas ia mengemukakan situasi Ambon saat itu sangat-sangat gawat, dan kalau berangkat beliau mewanti-wanti agar jangan sampai membawa keluarga, sebab keselamatan diri sendiri saja tidak ada yang bisa menjamin. Karena saya seorang Muslim, saya disarankan untuk berangkat Ke Ambon menggunakan KM. Bukit Siguntang yang nantinya akan berlabuh di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Rupanya laut pun sudah terbagi, pelabuhan Yos Sudarso untuk komunitas muslim, dan pelabuhan Halong untuk komunitas Nasrani. Bila saya berang

Istilah istilah bahasa yang di gunakan Nelayan di Indramayu

perahu jenis jegong yang sedang sandar  Sepertinya saya sudah lama menelantarkan tempat ini... maklum sebagai kuli di pelabuhan perikanan kadang memaksaku untuk melupakan sejenak tempat ini, sebenarnya banyak yang ingin ku tuliskan yang ada di benaku sekarang ini tapi untuk kali ini saya pingin mengenalkan istilah istilah bahasa yang ada di lingkungan Nelayan Indramayu yang bagi saya sangat menarik untuk di kenalkan sebab saya yakin istilah istilah tersebut sekarang ini sudah jarang sekali terdengar bahkan oleh nelayan itu sendiri. 1. Ngracek  istilah ini di gunakan untuk sebuah peroses pembuatan sesuatu baik itu pembuatan Perahu atau jaring  contoh  " tukang sing biasa ngracek perahu sing bagus biasane sing Pasekan artinya tukang pembuat perahu yang baik itu berasal dari Desa Pasekan " " kang luruaken tukang ngracek gah angel temen wis rong dina ora olih olih artinya bang carikan orang pembuat jaring dong sudah dua hari tidak dapat dapat "

tradisi Nadran (sedekah laut )

pelarungan meron nadran empang desa Karangsong 2016 Di sepanjang pesisir utara pulau jawa khususnya di sekitar Cirebon, Indramayu dan subang ada tradisi yang namaya nadranan yakni tradisi membuang meron (sesaji) ke tengah laut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap sang pencipta atas di berikannya rizki dan keselamatan dan biasanya di laksanakan menjelang musim barat karena biasanya saat tersebut menjelang musim tangkapan ikan. Nadran sendiri merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran menurut sebagian masyarakat berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam yaitu pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Asal usul pelaksanaan budaya Nadran berawal pada tah