Skip to main content

Bertaruh Di Selat Malaka

spin of buku "cerita secangkir kopi di kampong glam "
oleh: Mas Joko

Hari masih gelap ketika aku di bangunkan makci ku “ to ..! to..! bangun .. itu pak haji Rahman nyari engkau ..”
mmmmm.. iya mak..” dengan malas akhirnya aku bangkit menuju ruang tengah rumah kami sambil menuju kamar mandi di belakan rumah ku ambil sepotong roti
“ maak.. bilang sama pak haji nanti saya menyusul..”
Namaku sebenar nya adalah joko tapi di tempat tersebut saya di panggil haryanto , saya sendiri lupa kenapa sampe saya di panggil Haryanto di lingkungan keluarga baru saya itu dan tak terasa saya sudah hampir tiga tahun hidup jadi bagian nya .
“ Mak mana Roslinah ..? ”
“ biasa la to.. “ kata makci sambil nunjuk arah kamar nya Roslina
“dasar..! “ kataku sambil masuk ke kamarku untuk segerah bergegas ke tempatnya Haji Rahman tempatku bekerja sebagai awak perahu pompongnya.
Kami tinggal di pulau Setoko tepatnya di jembatan tiga Barelang di gugusan kepulauan Riau aktifitas keseharian penduduk pulau tersebut adalah Nelayan dan ada sebagian ikut kerja Smokel memasukan barang ke Singapura salah satunya adalah saya yang ikut pak Haji rahman .
Pada masa tersebut keluar masuk singapura bagi penduduk kepulauan Riau adalah hal yang lumrah bahkan penduduk pulau Stoko banyak yang punya sanak saudara yang menjadi warga negara Singapura , seperti bapaknya Roslinah pakcik Hamza adiknya Makcik adalah warga negara Singapura.
“Maak.. saya berangkat ya.. , bilang sama Roslinah nanti saya akan bawakan walkman untuknya “ kataku sambil menyalami makciku ..
“Hati hati to..” kata makci sambil mengelus kepalaku
Entah kenapa berat kaki ini kulangkahkan seperti ada sesuatu yang menahan ku , ku pandangi wajah tua di hadapanku .. walaupun dia bukan ibu kandungku tapi kasih sayang dan perhatiannya telah membuatku merasa seperti berada di dekat keluargaku sendiri.
“ Kenapa to..? “
“ Enggak mak..saya berangkat ya “ ku cium sekali lagi tangan nya...
Akupun berangkat menuju rumaahnya pak Haji Rahman yang berada di ujung selatan pulau Setoko, di sana sudah menunggu pak Haji bersama Aliang dan suyono anak perantauan dari jawa seperti saya juga.
Ok.. to siap kita nanti malam berangkat , kamu ambil dulu radio di gudang saya lupa tadi sekalian siapkan pompong kita , soalnya jam sembilan barang akan sampai dari Nagoya , o.. iya... kamu sekalian belanja guiness tiga ya.. “ kata Aliang tekong saya sambil menyerahkan tiga lembar uang lima puluhan.
“ No ko..perasaanku ga enak ya.. “
“ Sama mas.. soalnya kata kawan yang di tanjung balai, imigresen sekarang lagi ketat , ada dua di sana katanya yang kena kapal putih kemarin “ kata suyono saat kami duduk berdua di pompong sambil menunggu tekong kami datang.
“ Terus..?
“ saya tidak enak sama pak Haji rencananya tadi saya tidak mau ikut trip ini”
“ sama mas.. tapi saya lagi butuh banyak duit .. saya pingin pulang mas... saya kangen ibu di rumah..” katanya sambil tertunduk.
Sambil ku hisap dalam dalam rokok marllboro..ku pandangi laut di depan , ah..kenapa kamu cerita rindu kampung halaman No.. sama sayapun sekarang jadi rindu.. tak terasa saya sudah hampir lima tahun ku tinggalkan keluargaku di jawa... sedang apa mereka? ..apa mereka juga sama merindukan juga anak bungsunya yang katanya selalu bikin merekah susah.. ya..memang saya selalu bikin keluargaku marah..
“ kamu tuh kerja sana..jangan main gitar melulu..lihat kakak kakak kamu sekarang jadi orang sukses , kamu..dasar pemalas..! “ kembali teringat kata kata saudara saya yang membuat saya memutuskan untuk pergi keluar rumah lima yahun yang silam.
“ mas..mas To”
“ kenapa mas..? “
“ enggak No..ga papa.. “ kataku pelan .. sambil ku buka satu botol guiness
“ mau ..? “
“ enggak mas.. mas aja sendiri , tuh tekongnya dah datang..! “ kata suyono sambil menunjuk ke arah pelantar , terlihat Aiang berjalan agak sempoyongan ke arah kami.
“ ayoo kawan kawan kita jemput dolar kita ..! “
“ Yanto nyalakan mesin kamu pegang kemudi dulu saya masih agak pening.. tadi saya gak pulang tapi langsung ke club 2000 ” katanya
“ siap bang..! “
“ No.. radio..? “
“ siap mas..! “
“ minyak ? “
“ siap mas..! “
“ marih jemput Dolar kita ..! “ kata saya sambil tersenyum mengikuti kata kata tekong saya tadi.
Tepat pukul 10 malam kami berangakat menuju singapura dengan membawa sekitar 80 ballan rokok ji sam su dan fiter coklat , cuaca cukup cerah dengan sesekali alun gelombang mengangkat pompong yang kami naiki..
“ break..! break..! sodong 1 sodong ! ji sam su meluncur .. ganti ! “
“ break..! break..! sodong 1 sodong ! ji samsu meluncur .. ganti ! “ kataku di radio memanggil rekanan kita yang dari singapura , ku lihat tekong saya ketiduran di samping saya, sambil terus berkonsentrasi memegang kemudi sesekali ku minum guiness yang tadi sudah saya buka.
Perjalanan ke titik pertemuan memerlukan waktu sekitar 45 menitan, tapi entah sepertinya trip kali ini ada sesuatu yang akan kami temui ku lihat Suyono duduk di samping mesin tempel sambil mulutnya terus komat kamit entah dia lagi berdoa atau bernyanyi soalnya tidak terdengar oleh kersnya suara mesin.
“ break..! break..! sodong ! sodong ! ji sam su meluncur .. ganti ! “ kataku mengulang menunggu respon dari singapura.
“ di copy .. sodong ready ganti..! “ lega rasanya mendengar respon tersebut.
“ di copy.. ji samsu lewat satu batang pulau tukung .. ganti ! “ kataku menerangkan bahwa kami sudah ke titik perbatasan antara laut indonesia dan perairan internasional di selat malaka aku memelankan kan laju pompong kami sambil saya membangunkan tekong untuk menyerahkan kemudi kepadanya.
“ di copy.. clear si putih kosong ganti “ katanya yang berarti patroli kapal putihnya singapura sedang tidak ada.
“ bang si putih kosong kita clear bang..! “ sambil ku serahkam kemudi ke tekong tapi radio tetap saya yang mengontrol.
“ Ok kita makan ..! nanti kalau pulang kamu saya kenalin sama neneng baru saya , anak cianjur “ katanya sambil ketawa , kurang ajar orang ini padahal istrinya cantik, cina juga berasal dari bangka .. sudah lah..
“ Break..! break ! kapal tiga lewat ganti “ kataku menerangkan bahwa kami sudah berada di perairan internasional , di jalur perairan ini kalau di umpakan di daratnya seperti jalan pantura yang lalu lalangnya bis begitu banyak Cuma di sini yang lewat kapal, tekong harus konesntrasi penuh mengendalikan pompong yang melaju hingga 40 Knot per jamnya.
“ di copy ! lampu kuning menyala ganti “
“ di copy lampu kuning menyala ganti ! “ kataku yang berarti kami sebentar lagi sampai di titik pertemuan tempat kami loading muatan
Bersambung...

credit photo : original uploader
#DulurNulisDermayu
#MenuliskanIndramayu

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Prajurit di daerah Konflik #2

Penempatan di Maluku Saya hubungi lewat telepon Kabintaldam XVI/Pattimura, Letkol Caj. Telelapta, mengabari bahwa saya Kapten Caj. Hikmat Israr dapat tugas jabatan sebagai Kabalak Binatal Bintaldam XVI/Pattimura, dan melaporkan akan berangkat ke Ambon setelah ada Surat Perintah pelepasan dari Pangdam III/Siliwangi dan dari Danbrigif 15 Kujang Siliwangi. Saya tidak tahu apakah Kabintal merasa cemas atau gembira dengan rencana kedatangan saya ke Ambon tersebut. Yang jelas ia mengemukakan situasi Ambon saat itu sangat-sangat gawat, dan kalau berangkat beliau mewanti-wanti agar jangan sampai membawa keluarga, sebab keselamatan diri sendiri saja tidak ada yang bisa menjamin. Karena saya seorang Muslim, saya disarankan untuk berangkat Ke Ambon menggunakan KM. Bukit Siguntang yang nantinya akan berlabuh di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Rupanya laut pun sudah terbagi, pelabuhan Yos Sudarso untuk komunitas muslim, dan pelabuhan Halong untuk komunitas Nasrani. Bila saya berang

Istilah istilah bahasa yang di gunakan Nelayan di Indramayu

perahu jenis jegong yang sedang sandar  Sepertinya saya sudah lama menelantarkan tempat ini... maklum sebagai kuli di pelabuhan perikanan kadang memaksaku untuk melupakan sejenak tempat ini, sebenarnya banyak yang ingin ku tuliskan yang ada di benaku sekarang ini tapi untuk kali ini saya pingin mengenalkan istilah istilah bahasa yang ada di lingkungan Nelayan Indramayu yang bagi saya sangat menarik untuk di kenalkan sebab saya yakin istilah istilah tersebut sekarang ini sudah jarang sekali terdengar bahkan oleh nelayan itu sendiri. 1. Ngracek  istilah ini di gunakan untuk sebuah peroses pembuatan sesuatu baik itu pembuatan Perahu atau jaring  contoh  " tukang sing biasa ngracek perahu sing bagus biasane sing Pasekan artinya tukang pembuat perahu yang baik itu berasal dari Desa Pasekan " " kang luruaken tukang ngracek gah angel temen wis rong dina ora olih olih artinya bang carikan orang pembuat jaring dong sudah dua hari tidak dapat dapat "

tradisi Nadran (sedekah laut )

pelarungan meron nadran empang desa Karangsong 2016 Di sepanjang pesisir utara pulau jawa khususnya di sekitar Cirebon, Indramayu dan subang ada tradisi yang namaya nadranan yakni tradisi membuang meron (sesaji) ke tengah laut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap sang pencipta atas di berikannya rizki dan keselamatan dan biasanya di laksanakan menjelang musim barat karena biasanya saat tersebut menjelang musim tangkapan ikan. Nadran sendiri merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran menurut sebagian masyarakat berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam yaitu pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Asal usul pelaksanaan budaya Nadran berawal pada tah