Skip to main content

indramayu under cover



kenapa denganmu may..?apa aku salah jika datang ke tempatmu ? kenapa diam..?
“baiklah..aku pergi “ ku tinggalkan meja tempat kami duduk “karena aku pikir dia terganggu dengan keberadaan saya di sana.

tunggu..! “di tariknya tanganku ketika aku akan meninggalkan tempat tersebut, “ maafkan may mas..dengarkan may dulu, “ lalu kenapa kamu hanya diam ..?! “kataku , “ besok saya temui kamu di kos2an “ ku tinggalkan dia karena saya terlanjur kesal dengan sikapnya tadi.
awas jangan lupa nanti jam satu saya ke kosan kamu..! “

malam masih memainkan keindahannya , lalulalang kaki kaki jenjang menggoda setiap mata yang memandangnya , ku arahkan motor matic saya ke kedai kopi yang ada di sebrang jalan
mas kopi sumbawa ..! “ lagunya jamrud mengalun dari live performennya band indie kota kami menemani kesendirian saya.

hubungan saya dengan may memang sudah terlanjur rapat, saya sudah menganggap dia bagian dari kehidupan saya, tapi saya masih belum berani untuk meminta dia berhenti bekerja di tempat tersebut, karena waktu itu dia cerita tentang keingininan membangun rumahnya dulu ,sedang pekerjaan sayapun akhir akhir ini lagi kurang baik.

sejauh mata memandang hanya hamparan sawah yang kekuningan layu karena belakangan hujan tak pernah turun lagi, kuhentikan motor matic saya ketika ada seorang yang sedang mencari rumput di pinggir jalan desa tersebut.

pak numpang nanya kalau desa bangodua itu di mana ya?
terus aja mas nanti di depan mas dapat desa namanya karanggetas , teruus lagi nanti dapat desa lagi.. itu desa bangodua mas..” katanya sambil terus memainkan aritnya .
makasih pak ya ..! o iya bapak mau rokok? ini pak! “ kataku mencoba mengakrabkan diri, karena saya pikir pingin istirahat dulu sambil menyiapkan keberanian untuk menemui may di depan orang tuanya.
wah ! makasih mas.. saya tidak ngerokok..”
haduuu maaf ya pak ..!”
angin kemarau menerpa wajah kusut ku yang dari semalam tak bisa tidur karena memikirkan kata pertama yang harus ku ucapkan di depan orang tua may.
saya memang sudah bertekad untuk mengakhiri petualangan dosa saya dengan may dengan mengikatnya dalam sebuah wadah pernikahan , karena saya yakin dia akan berubahkarena saya pikir dia menekuni pekerjaannya selama ini karena terpaksa
mas..mas..bangun! hati hati motornya jangan di tinggal gitu..!
ya allah rupanya saya tertidur , makasi pak yah..

kulihat bapak pencari rumput sudah bersiap siap untuk pulang dia memandandang saya sambil tersenyum.

mas kalau istirahat jangan di sini ..! rawan..” katanya sambil meninggalkan saya
iya pak..!

dua kilo lebih selepas desa yang di katakan bapak pencari rumput tadi, baru saya memasuki sebuah perkampungan lagi, seperti perkampungan di indramayu pada umumnya sepanjang jalan desa terlihat beberapa rumah megah yang kontras dengan pemandangan sekelilingnya, saya pikir itu pasti rumahnya tuan tanah atau mungkin rumah buruh migran.. ah masa bodo emang kaya gini indramayu ma.

pak numpang nanya ..kalau rumah may..! mayana di mana pak? “aku bertanya pada penjual bensin eceran di pertigaan bangodua .

may siapa mas..? , kalau di sinima tidak ada yang namanya may mas..”

mayana !” kataku mencoba menjelaskan

mayana? siapa ya gak ada mas ! coba tanya ama anak itu “ katanya sambil menunjuk ke ara dua orang remaja yang sedang main gitar di sebrang jalan.

mas kenal tidak dengan may ! mayana?

tidak ada mas yang nama may di sini ma..! ada photonya ? "

Wah iya..ini mas.." ku tunjukan photo may dari handphone ku

Yaaaa inima bukan may mas..! Ini rismawati .."jawabnya sambil tersenyum itumas rumahnya " katanya lagi sambil menunjuk sebuah rumah sederhana yang berjarak sekitar 150 meter dari tempat saya berhenti.

Makasih a.."ku tinggalkan tempat itu , apa bener ini rumah may aka rismawati ? Kupandangi sebuah rumah berukuran 5x6meteran yang dindingnya sudah nampak lapuk di sana sini nampak cat yang sudah banyak terkelupas.

to be continue
photo: original uploader

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Prajurit di daerah Konflik #2

Penempatan di Maluku Saya hubungi lewat telepon Kabintaldam XVI/Pattimura, Letkol Caj. Telelapta, mengabari bahwa saya Kapten Caj. Hikmat Israr dapat tugas jabatan sebagai Kabalak Binatal Bintaldam XVI/Pattimura, dan melaporkan akan berangkat ke Ambon setelah ada Surat Perintah pelepasan dari Pangdam III/Siliwangi dan dari Danbrigif 15 Kujang Siliwangi. Saya tidak tahu apakah Kabintal merasa cemas atau gembira dengan rencana kedatangan saya ke Ambon tersebut. Yang jelas ia mengemukakan situasi Ambon saat itu sangat-sangat gawat, dan kalau berangkat beliau mewanti-wanti agar jangan sampai membawa keluarga, sebab keselamatan diri sendiri saja tidak ada yang bisa menjamin. Karena saya seorang Muslim, saya disarankan untuk berangkat Ke Ambon menggunakan KM. Bukit Siguntang yang nantinya akan berlabuh di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Rupanya laut pun sudah terbagi, pelabuhan Yos Sudarso untuk komunitas muslim, dan pelabuhan Halong untuk komunitas Nasrani. Bila saya berang

Istilah istilah bahasa yang di gunakan Nelayan di Indramayu

perahu jenis jegong yang sedang sandar  Sepertinya saya sudah lama menelantarkan tempat ini... maklum sebagai kuli di pelabuhan perikanan kadang memaksaku untuk melupakan sejenak tempat ini, sebenarnya banyak yang ingin ku tuliskan yang ada di benaku sekarang ini tapi untuk kali ini saya pingin mengenalkan istilah istilah bahasa yang ada di lingkungan Nelayan Indramayu yang bagi saya sangat menarik untuk di kenalkan sebab saya yakin istilah istilah tersebut sekarang ini sudah jarang sekali terdengar bahkan oleh nelayan itu sendiri. 1. Ngracek  istilah ini di gunakan untuk sebuah peroses pembuatan sesuatu baik itu pembuatan Perahu atau jaring  contoh  " tukang sing biasa ngracek perahu sing bagus biasane sing Pasekan artinya tukang pembuat perahu yang baik itu berasal dari Desa Pasekan " " kang luruaken tukang ngracek gah angel temen wis rong dina ora olih olih artinya bang carikan orang pembuat jaring dong sudah dua hari tidak dapat dapat "

tradisi Nadran (sedekah laut )

pelarungan meron nadran empang desa Karangsong 2016 Di sepanjang pesisir utara pulau jawa khususnya di sekitar Cirebon, Indramayu dan subang ada tradisi yang namaya nadranan yakni tradisi membuang meron (sesaji) ke tengah laut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap sang pencipta atas di berikannya rizki dan keselamatan dan biasanya di laksanakan menjelang musim barat karena biasanya saat tersebut menjelang musim tangkapan ikan. Nadran sendiri merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran menurut sebagian masyarakat berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam yaitu pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Asal usul pelaksanaan budaya Nadran berawal pada tah