Skip to main content

peluncuran safari gerakan minat dan budaya membaca masyarakat 2016





Hari ini bertempat di pendopo kabupaten indramayu secara resmi di luncurkan safari gerakan dan minat membaca masyarakat yang di lakukan oleh bupati indramayu ibu Hj. Anna sophana dan di saksikan oleh kepala Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusida) Jawa Barat Ibu Dr Hj. Nenny Kencanawati, M.Si sekaligus di kukuhkannya ibu Anna Sophana sebagai Bunda Literasi kabupaten Indramayu , sebuah hari yang benar benar menggembirakan khususnya insan literasi di kabupaten ini.


Dalam sambutannya bupati Indramayu mengatakan “ dengan gerakan ini diharapkan minat baca di Indramayu akan semakin meningkat. Pasalnya, tingkat budaya baca masyarakat Indonesia pada tahun 2015 lalu hanya berada pada indeks 25,1. Sementara yang mengakses perpustakaan baru 8 persen.

Pemkab Indramayu sangat serius dan berkomitmen untuk meningkatkan minat, kegermaran, budaya baca dan pengembangan perpustakaan di Kabupaten Indramayu dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan yaitu : Adanya Keputusan Bupati Indramayu Nomor 041.2/Kep.377-KAD/2002 tentang pembentukan perpustakaan kecamatan, kelurahan/desa.

“Kebijakan ini mengandung makna bahwa sejak 15 tahun lalu kami menyadari perlunya menumbuhkan kegemaran membaca masyarakat dengan ketersediaan sarana perpustakaan di kecamatan dan desa/kelurahan,” tegas ibu Hj. Anna Sophana.

Kemudian pada tahun 2016 juga telah diberikan bantuan buku, perlengkapan perpustakaan (rak buku, meja kursi baca, computer) kepada 150 perpustakaan desa/kelurahan, 20 perpustakaan pondok pesantren, 50 perpustakaan rumah ibadah, 31 perpustakaan kecamatan, 31 perpustakaan UPTD Disdik, dan 49 perpustakaan Puskesmas. Pemkab Indramayu juga telah melakukan kemitraan dengan Coca Cola Foundation Indonesia melalui program Perpuseru.

Selanjutnya, lanjut Anna, menindaklanjuti Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang gerakan penumbuhan budi pekerti. Maka di Kabupaten Indramayu telah dilaksanakan 15 menit membaca Al-Qur’an dan buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Hal ini diatur dalam Instruksi Bupati tentang gerakan literasi sekolah (GLS) yag telah dicanangkan pada peringatan hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2016 lalu yaitu Gerakan Madrasah Literasi dan Gerakan Literasi Sekolah di Indramayu.


“Kami juga membagikan buku gratis kepada masyarakat pada kegiatan hari jadi Indramayu yang berasal dari bantuan Perpusnas dan PT Pos Indonesia beberapa waktu lalu,” katanya.

Anna Sophanah menambahkan, Kantor Arsip dan Perpustakaan Indramayu saat ini telah memiliki koleksi buku sebanyak 26 ribu dan telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Katalog buku perpustakaan ini telah terkoneksi dengan Perpusnas melalui ‘Indonesia One Search’ dan online dengan seluruh perpustakaan sekolah, perguruan tinggi, kelurahan dan desa di Indramayu. Pada tahun 2017 mendatang, Kantor Arsip dan Perpustakaan akan segera menjadi Dinas Arsip dan Perpustakaan sebagai penguatan lembaga sejalan dengan berlakunya PP 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah.
 

Kalau kita lihat dari apa yang di paparkan oleh ibu bupati sebenarnya kita sudah banyak pencapaian yang telah kita dapat tapi  kalau kita baca data dari pusat data dan analisis pembangunan jawa barat (PUSDALISBANG JABAR ) kita berada dalam level yang sangat memprihatinkan jika kita bandingkan dengan indeks rata rata untuk provinsi.


Variabel IPM
2010
2011
2012
2013
2014
(poin)
Kab
Jabar
Kab
Jabar
Kab
Jabar
Kab
Jabar
Kab
Jabar
IPM
67,75
72,29
68,40
72,73
68,89
73,11
69,52
73,40
71,20
74,28
Indeks Pendidikan
71,34
81,67
70,03
82,55
70,37
82,75
71,30
82,31
71,37
83,36
RLS
5,73
8,02
5,95
8,06
5,96
8,08
6,25
8,09
6,32
8,34
AMH
85,65
96,18
85,66
96,29
85,69
96,39
86,11
96,49
90,86
98,29
Indeks  Kesehatan
69,70
72,00
70,38
72,34
71,07
72,67
71,23
72,99
72,08
74,01
AHH
66,82
68,20
67,23
68,40
67,64
68,60
67,74
68,80
68,33
69,02
Indeks Daya Beli
63,71
62,57
64,47
63,57
65,25
64,17
66,02
64,89
66,52
65,47
PPP (Ribu Rupiah)
635,67
630,77
638,98
635,10
642,33
637,67
645,70
640,88
648,89
644,36



Bicara gerakan literasi sebenarnya luas jika memang pemkab serius dan menganggap isu literasi itu penting dan pemkab bisa hadir khususnya di komunitas komunitas literasi yang bergerak mandiri yang keberadaannya kurang mendapat perhatian.

Memang selama ini Arpusda Indramayu selalu memberikan perhatian dalam bentuk pembinaan kepada komunitas komunitas tersebut tapi itu masih belum cukup sebab kewenangan Arpusda terbatas untuk itu.

Semoga dengan di angkatnya ibu Hj. Anna Sophana sebagai Bunda Literasi Kabupaten indramayu sekaligus di luncurkannya Safari gerakan minat dan budaya baca masyarakat oleh kepala bapusipda jabar sekaligus di ubahnya STOK nya menjadi DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH dapat menjadikan isu literasi sebagai basis kebijakan pemerintahan kabupaten ini di masa depan sebab salah satu tolak ukur kemajuan suatu daerah adalah tingkat minat baca masyarakatnya .

SALAM LITERASI..!

Sumber :
-          Humas dan Protokol Setda Indramayu
-          BPS Provinsi Jawa Barat
-          pusat data dan analisis pembangunan jawa barat (PUSDALISBANG JABAR )



Comments

Popular posts from this blog

Catatan Prajurit di daerah Konflik #2

Penempatan di Maluku Saya hubungi lewat telepon Kabintaldam XVI/Pattimura, Letkol Caj. Telelapta, mengabari bahwa saya Kapten Caj. Hikmat Israr dapat tugas jabatan sebagai Kabalak Binatal Bintaldam XVI/Pattimura, dan melaporkan akan berangkat ke Ambon setelah ada Surat Perintah pelepasan dari Pangdam III/Siliwangi dan dari Danbrigif 15 Kujang Siliwangi. Saya tidak tahu apakah Kabintal merasa cemas atau gembira dengan rencana kedatangan saya ke Ambon tersebut. Yang jelas ia mengemukakan situasi Ambon saat itu sangat-sangat gawat, dan kalau berangkat beliau mewanti-wanti agar jangan sampai membawa keluarga, sebab keselamatan diri sendiri saja tidak ada yang bisa menjamin. Karena saya seorang Muslim, saya disarankan untuk berangkat Ke Ambon menggunakan KM. Bukit Siguntang yang nantinya akan berlabuh di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Rupanya laut pun sudah terbagi, pelabuhan Yos Sudarso untuk komunitas muslim, dan pelabuhan Halong untuk komunitas Nasrani. Bila saya berang

Istilah istilah bahasa yang di gunakan Nelayan di Indramayu

perahu jenis jegong yang sedang sandar  Sepertinya saya sudah lama menelantarkan tempat ini... maklum sebagai kuli di pelabuhan perikanan kadang memaksaku untuk melupakan sejenak tempat ini, sebenarnya banyak yang ingin ku tuliskan yang ada di benaku sekarang ini tapi untuk kali ini saya pingin mengenalkan istilah istilah bahasa yang ada di lingkungan Nelayan Indramayu yang bagi saya sangat menarik untuk di kenalkan sebab saya yakin istilah istilah tersebut sekarang ini sudah jarang sekali terdengar bahkan oleh nelayan itu sendiri. 1. Ngracek  istilah ini di gunakan untuk sebuah peroses pembuatan sesuatu baik itu pembuatan Perahu atau jaring  contoh  " tukang sing biasa ngracek perahu sing bagus biasane sing Pasekan artinya tukang pembuat perahu yang baik itu berasal dari Desa Pasekan " " kang luruaken tukang ngracek gah angel temen wis rong dina ora olih olih artinya bang carikan orang pembuat jaring dong sudah dua hari tidak dapat dapat "

tradisi Nadran (sedekah laut )

pelarungan meron nadran empang desa Karangsong 2016 Di sepanjang pesisir utara pulau jawa khususnya di sekitar Cirebon, Indramayu dan subang ada tradisi yang namaya nadranan yakni tradisi membuang meron (sesaji) ke tengah laut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap sang pencipta atas di berikannya rizki dan keselamatan dan biasanya di laksanakan menjelang musim barat karena biasanya saat tersebut menjelang musim tangkapan ikan. Nadran sendiri merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran menurut sebagian masyarakat berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam yaitu pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Asal usul pelaksanaan budaya Nadran berawal pada tah